REY DE LYPHOSSE....... MR.TUKELATION.... MENGUCAPKAN SELAMAT DATANG......!!

Jumat, 29 April 2011

BERTHY CHOKEER The Gangster From Ambon Kudamati/Osm (Part 1)

Berthy Choker adalah sapaan yang terdengar sangar, nama aslinya adalah Berthy Loupatty asal Negeri Tuhaha saparua, yang berdomisili di kota ambon (Lorong Choker).
Nama yang satu ini Memang sdh tidak asing lagi bagi warga kota Ambon. Dia di kenal sebagai Tokoh Pemuda yang sangat Tempramental, dan hidup dalam dunia Kriminalitas, Namun sebenarnya Sosook Berthy Choker adalah org yang sangat bnersahaja dan memiliki Pergaulann yang baik. awalnya dia adalah Pimpinan Grup Sekelompok orang di kawasan OSM toko Linda dan kudamati yang berangsur-angsur berkembang menjadi kelompok yg sangat besar dan merupakan Kumpulan anak2 Broken Home, bukan  hanya terdiri dari laki-laki, tetapi juga perempuan.

Nama Besar Chokeer dibawah pimpinan Berthy Loupatty menjadi Grup yang sangat di kenal masyarakat kota ambon bahkan maluku keseluruhan karna hampir semua anggotanya berasal dari banyak suku, juga dari
dua golongan Agama muslim dan Kristen. Sebagai Ketua gang maka Berthy Choker diperhadapkan dengan berbagai persoalan kriminalisasi Menjadi target kepolisian akibat dari ulah para anggota2 Gangsternya. maka tak ayal lagi kalau nama Berthy Choker sangat Identik dengan kekerasan. Namun di balik semuanya sosok Nyong Ambon yg satu ini adalah sosok yang sangat Ramah dalam persahabatan. jika mendengar namanya maka orang akan menilai dari sisi yg negatif, adalah seorang anak nakal yang brandal, namun jika mau bersahabat dengannya, maka Berthy Chooker adalah seseorang yang menjujung tinggi Nilai Persahabatan. dia Rela melakukan segalanya untuk melindungi anggota dan para sahabat-sahabatnya.



TOKOH KONTROVERSIAL
Berthy chooker  adalah tokoh Kontraversial  yang memilki nama besar walaupun banyak tudingan Negatif yg sampe saat ini tdk dpt di buktikan  Kebenarannya, namun dia Merupakan seorang tokoh Pemuda yang Memiliki nama Besar di maluku. harus kita akui bahwa sebagai manusia biasa maka Berthy Chooker terlahir dengan  bakat sebagai seorang Pemimpin, walaupun dalam dunia Kekerasan, tapi dlm darahnya terlahir darah seorang Pemimpin. Menjadi Pemimpin dalam Dunia Kekerasan atau ketua  Gangster merupakan hal yang sulit, karna akan diperhadapkan dengan berbagai persoalan baik teman maupun lawann, dan hal ini telah ia buktikan yang melahirkan nama Besar Berthy Loupatty sebagai salah satu  "The gangster From maluku".

Bersambung...........

Oleh : Rey de Lyphosse

BREN MARUANAYA : Gangster From Mardika-Ambon

Pernahkah kalian dengar  nama Bren Maruanaya?? yg pasti Bren Maruanaya adalah Pimpinan kelompok pemuda di Mardika (tahun 1980-an), salah satu kawasan ramai kota ambon, (daerah sekitar Citra).
Bren Maruanaya adalah Pimpinan salah satu Gangster di kawasan mardika-kota ambon. Dia merupakan Figur Pemimpin Kelompok yg sangat luas dalam pergaulan, sehingga kelompok yg tadinya kecil menjadi kelompok yg sangat banyak anggota2nya.
Bren Maruanaya adalah sosok yg sangat baik Hati, Namun dia dapat berubah menjadi sangat Brutal apabila ada yg menyerang/ menyinggungnya.  Nama Besar "Bren Maruanaya" Menjadi perbincangan yang sangat populer di wilayah  kota ambon dan sekitarnya.
banyak terjadi Perkelahian antar gang di kota ambon dan salah satunya adalah Bren maruanaya, yang konon memiliki Ilmu magic ini, merupakan orang yang saat itu menjadi target operasi pihak keamanan dalam penertiban Perkelahian Antar Gang.

Bren Maruanaya Masuk dalam DPO oleh kepolisian maluku karna seringkali melakukan tindakan  kriminalitas oleh anggota2nya. ia merasa bertanggung-jawab apabila anggotanya yang melakukan tindakan kriminalitas dan menjadi pembela bagi anggota2nya.

Penyanderaan
Cerita Bren maruanaya sangat Melegenda ketika dia melakukan Penyendaraan salah satu Pimpinan Kepolisian maluku dalam Mobil dengan Menodongkan Pistol di Kepala sandera, dan mengelilingi kota ambon dgn mobil yang di sandera. Keadaan kota ambon pada saat itu sangat Menegangkan.
di dalam Mobil Bren Maruanaya melakukan Negosiasi dgn sandera, dan bermaksud untuk melepaskan sandera hidup-hidup, dan kesepakatan itu akhirnya di setujui, tapi Naas bagimya, kesepakatan itu di langgar, dan akhirnya Bren maruanaya di tembak berulang-kali Hingga tewas.

kisah Bren Maruanaya sangat Melegenda, dan kadang-kadang Menjadi inspirator bagi para Gangster di Kota Ambon.



NB: Kisah ini blm Lengkap, akan disempurnakan di kemudian hari.


Oleh : Rey de Lyphosse

Kamis, 28 April 2011

Kapten Yonker dan Aru Palaka The Gangster From Indonesia

Kapten Yonker dan Aru Palaka 

Kapten Yonker dan Aru Palaka adalah orang-orang yang turut memperkuat pasukan Belanda. Pasukan yang mereka pimpin sewaktu di Minangkabau cukup membuat repot karena keberanian dan keahlian berperangnya. Meskipun Kapten Yonker dan Aru Palaka ini berperang untuk pasukan Belanda namun kehebatan mereka dalam berperang patut mendapat catatan tersendiri. Akhir hidup dari Kapten Yonker ini sebagai pendukung Belanda yang setia dan banyak jasanya cukup mengenaskan, dikhianati oleh bangsa Belanda yang dibela dengan nyawa. Sentot Alibasya masih lebih beruntung yang hanya di istirahatkan dengan mewah di Bengkulu.

Perang di Minangkabau
Jacob Gruys pada bulan April 1666 dengan 200 pasukan Belanda dan pasukan-pasukan pembantunya menyerang kota Pauh untuk memadamkan pemberontakan rakyat. Serangan itu berakhir tragis bagi Belanda, hanya 70 serdadu yang kembali hidup-hidup, Jacob Gruys sendiri juga tewas, begitu pula 2 kapten dan 5 letnan.
Kekalahan tragis Jacob Gruys ini membuat Belanda kehilangan muka dan orang-orang Minang mulai memandang rendah Belanda serta melanggar kesepakatan dagang yang telah dibuat. Keadaan ini harus segera diatasi, maka pada bulan Agustus 1666 diberangkatkan dari Batavia 300 serdadu Belanda, 130 serdadu Bugis dibawah Aru Palaka dan 100 serdadu Ambon dibawah Kapten Yonker dibawah pimpinan Abraham Verspreet dengan gelar Komandan dan Komisaris.
Kepada Verspreet ditegaskan bahwa dalam setiap formasi tempur, pasukan Bugis pimpinan Aru Palaka dan pasukan Ambon pimpinan Kapten Yonker harus selalu berada didepan pasukan Belanda supaya korban dari pihak Belanda bisa dikurangi.
Setelah konsilidasi di Padang, pasukan Belanda mendapat tambahan sekitar 500 orang dari kota Padang yang ternyata dalam peperangan nanti tidak banyak membantu tetapi cukup gesit dalam melakukan penjarahan setelah peperangan selesai.
Dalam peperangan pertama, korban dipihak Belanda adalah 10 orang tewas dan 20 luka-luka termasuk Aru Palaka dan Kapten Yonker yang terkena 3 buah tusukan tombak. Pasukan Aru Palaka dan Kapten Yonker ini sering kali terpisah dengan pasukan induk disetiap peperangan karena begitu sibuk membantai (biasanya dengan memenggal kepala) dan sulit diperintah untuk tetap dalam barisan.
Kota Ulakan dapat diduduki pada tanggal 28 September dan Aru Palaka mendapat gelar Raja Ulakan. Pada tanggal 30 September, pasukan Belanda sampai di Pariaman, disini Kapten Yonker diangkat sebagai Panglima (rakyat setempat menamakannya Raja Ambon) dan harus diberikan upeti. Tanggal 3 November, ekspedisi itu kembali ke Batavia dengan kemenangan. Aru Palaka dan Kapten Yonker mendapat banyak hadiah dalam bentuk pakaian dan emas serta masing-masing mendapat 20 ringgit untuk setiap tawanan yang dibawa dari Minangkabau.

Kapten Yonker dan Pasukan Ambon
Kapten Yonker dengan pasukan Ambonnya adalah kesatuan yang terdiri dari orang-orang Ambon, tetapi jangan membayangkan sebuah pasukan yang berseragam dan berbaris menyandang senapan. Mereka adalah sebuah kelompok yang tanpa seragam dan tanpa kemampuan baris-berbaris ataupun disiplin seperti pasukan profesional modern. Bersenjata senapan saja mereka tidak, satu-satunya senjata yang mereka pakai adalah kelewang dan beberapa memakai perisai. Pasukan ini hanya tunduk kepada perintah satu orang saja yaitu Kapten Yonker atau dikenal juga sebagai Kapten Ambon.
Dalam keadaan normal, pasukan ini adalah orang-orang yang baik hati dan menaruh hormat pada orang lain, tetapi bila saat gelap mata lebih baik segera menjauh dari mereka. Saat bertempur mereka laksana harimau kelaparan, tidak takut mati, mata merah, berteriak-teriak dan tidak pandang bulu, siapapun pasti dipenggal.
Di Batavia, pasukan ini ditempatkan di Kampung Ambon, daerah Jatinegara sedangkan Kapten Yonker sebagai pemimpin pasukan Ambon ini memiliki rumah yang cukup bagus dan tanah yang luas di Marunda dekat Cilincing, didaerah Penjonkeran.
Entah darimana ia mendapatkan julukan Kapten Yonker, tidak pernah tercatat dalam sejarah. Kapten  lahir dipulau Manipa, Seram Bagian Barat dan meninggal di Batavia tahun 1689 saat Kapten Yonker berusia 50 tahun.
Kapten Yonker adalah anak emas Jenderal Speelman dan karirnya mulai mudar sesudah meninggalnya Speelman. Berkat jasanya yang besar pada Belanda, Kapten Yonker menerima rantai kalung emas sebagai medali seharga 300 ringgit. Gajinya pun cukup besar pada pada tanggal 1 Januari 1665 diangkat sebagai kepala orang-orang Ambon di Batavia.
Pengalaman perang Kapten Yonker cukup banyak, ia pernah dikirim oleh Belanda ke India dan Sailan, dimana tangan kirinya lumpuh karena tertembak. Kapten Yonker juga dikirim ke Sumatera Barat tahun 1666 dibawah pimpinan Verspreet dan Poolman. Kemudian dikirim lagi ke Makasar, Ternate, Banda dan Ambon serta Jawa Timur. Pasukan Ambonnya juga pernah menjadi pengawal pribadi Susuhunan Mataram. Kapten Yonker berserta pasukan Ambonnya lah yang berjasa menangkap Trunojoyo. Pada tahun 1681, Kapten Yonker dikirim ke Palembang dan Jambi segera disusul untuk melawan Sultan Abdul Fatah dari Banten tahun 1682 - 1683.

Akhir Tragis Kapten Yonker
Menjelang tahun 1689, Kapten Yonker dituduh ingin menggulingkan kekuasaan Belanda di Batavia dan terbunuh saat hendak ditangkap untuk diadili.
Menurut pengarang Belanda, Van der Chijs yang menulis sebuah buku khusus yang didedikasikannya pada Kapten Yonker, banyak perwira Belanda tidak menyukai tentara pribumi yang mendapat tempat istimewa dan penghargaan tinggi karena keberaniannya dimedan tempur. Isaac de Saint Martin adalah seorang perwira Belanda yang sangat dengki dan iri hati akan kehebatan Kapten Yonker ini, setelah Speelman meninggal maka tidak ada lagi orang Belanda yang membela Kapten Yonker.
Kapten Yonker beserta pasukannya mengamuk di Batavia pada bulan Agustus 1689 karena merasa dikhianati, dihina dan bercampur aduk perasaan kecewa terhadap perlakuan orang-orang Belanda. Kapten Yonker dituduh ingin membunuh semua orang-orang Belanda di Batavia. Ini adalah tuduhan yang paling berat di Batavia kala itu yang sekaligus berarti hukuman mati. Sebuah tuduhan yang tidak masuk akal karena kedudukan Belanda di Batavia saat itu telah cukup kokoh namun apapun dilakukan untuk sekedar legitimasi dalam menyingkirkan Kapten Yonker ini.
Kapten Yonker dan pasukannya bukan pertama kali mengamuk di Batavia, demikian seringnya ia mengamuk sehingga ketika melihat pasukan Belanda datang, Kapten Yonker mengira pasukan itu datang untuk menenangkan pasukan Ambonnya seperti biasa sebelumnya. Hanya kali ini, Kapten Yonker tidak tahu bahwa Penjongeran telah dikepung dari tiga jurusan oleh pasukan-pasukan Belanda termasuk kesatuan yang mendarat dari laut. Malah Kapten Yonker ini sempat bersendau gurau dengan pasukan Belanda yang datang itu sebelum tiba-tiba ditembak.
Setelah Kapten Yonker tewas, Pasukan Ambonnya yang berjumlah 130 orang, dibantai Belanda dan mayatnya dicincang. Mereka yang melarikan diri, terus dikejar oleh pasukan Belanda untuk dimusnahkan karena hadiah yang besar yang ditawarkan pemerintah Belanda bagi siapa saja yang dapat membunuh bekas pengikut Kapten Yonker.
Kepala Kapten Yonker ini kemudian dipamerkan dipinggir jalan didaerah kota (Nieupoort). Semua keluarga terdekatnya dan anak-anak Kapten Yonker (kecuali anaknya yang terkecil dibuang ke Sailan dan Afrika. Juru tulis dan pembantu Kapten Yonkerpun termasuk orang-orang yang ikut dibuang oleh Belanda. Semua harta benda, tanah dan rumahnya disita dan dibagikan pada pasukan Belanda yang berjasa membunuhnya.



Reference:
Kapitein Jonker, J.A. Van der Chijs, Den Haag, 1885.
Kapten Yonker, Ritter, Majalah Biang Lala; Indisch Leeskabinet, No. 2 tahun 1853.

Minggu, 24 April 2011

Rey de Lyphosse

Sabtu, 23 April 2011

Huamual


Jumat, 22 April 2011

Kakehang From seram alifuru

Huamual

Huamual



Ullu Saniri hena Lo'i

Huamual


Saniri hena lo'i


Huamual



Cakele Hena Lo'i


Totobuang Huamual



Totobuang Hena Lo'i


Totobuang Huamual

Totobuang Hena lo'i